Rabu, 28 April 2010

Rentan, Kesehatan Perempuan Buruh Rokok



KEBUMEN - Dari 2.884 pekerja pabrik rokok di Kebumen, ternyata perempuan usia produktif sangat dominan di situ. Keseharian mereka yang harus berjam-jam berdekatan dengan tembakau dan menghirup udara yang tercemari bau tembakau, terhitung sangat rentan mengganggu kesehatan mereka.

"Pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh termasuk pemeriksaan terhadap darah mereka, menurut kami merupakan suatu keharusan. Selain menjadi tanggung jawab kami, penjagaan dan pemeriksaan kesehatan terhadap mereka juga menjadi tanggung jawab pemilik perusahaan," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Nakertransos) Kebumen, Drs Sipadmin, di ruang kerjanya, Selasa (27/4).

Dalam peninjauannya ke beberapa perusahaan rokok di kota Gombong, beberapa waktu lalu, Sipadmin secara langsung melihat jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh para karyawan pabrik-pabrik rokok tersebut memang amat berisiko terhadap kesehatan para pekerjanya. Selain berdekatan dengan tumpukan tembakau rajangan yang mengeluarkan bau nikotin, banyak juga perempuan pekerja yang harus bertugas sebagai tester atau pencicip rokok yang sudah selesai dibuat. Para perempuan pencicip rokok jadi itu dalam tugasnya harus menghisap rokok yang dicicipinya satu persatu, apakah sudah sesuai dengan standar rasa yang ditentukan atau belum.

"Kami berpikir, mereka secara langsung bersentuhan dan berhadapan dengan rokok. Bahkan ada yang harus menghisapnya, otomatis ada dampak yang mengena terhadap kesehatan mereka. Dampak seperti itulah yang harus kami pantau sesuai tugas kami sebagai salah satu pengguna anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) Kabupaten Kebumen," papar Sipadmin.

Tenaga Medis
Dinas Nakertransos Kebumen tahun 2010 mendapatkan alokasi Rp 75 juta dana DBHCT. Kegiatan yang dilakukan selain melakukan sosialisasi terhadap para pekerja dan pemilik perusahaan tentang perlindungan dan kesehatan tenaga kerja pada industri rokok, dilakukan pula pemeriksaan kesehatan termasuk pemeriksaan darah para pekerja itu. Sampai minggu keempat April 2010, selain sudah dilakukan sosialisasi pada beberapa perusahaan rokok, juga sedang dikalkulasi berapa kebutuhan tenaga medis serta biaya untuk melakukan pemeriksaan kesehatan itu.

Sampai saat ini pekerja industri rokok di Kebumen tersebar di pabrik rokok Nusa Harapan dengan 129 pekerja, terdiri dari 7 laki-laki dan 122 perempuan, Sinta 125 pekerja terdiri dari 8 laki-laki dan 117 perempuan. Kemudian Mirasa 93 pekerja terdiri dari 5 laki-laki dan 88 perempuan, Sintren 282 pekerja terdiri dari 14 laki-laki dan 268 perempuan serta PT MPS 2.255 pekerja terdiri dari 60 laki-laki dan 2.195 perempuan. Dari 5 perusahaan tersebut hanya PT MPS yang punya fasilitas perlindungan keselamatan kerja dan tenaga dokter. (Dwi/http://www.kr.co.id)-g

0 komentar:

Posting Komentar

SMS GRATIS

VISITOR

ADMIN

Sambutan PENULIS : Wasim Al Kabumainy
 
Selamat datang di Desa Pengaringan Online "Perekat Masyarakat Desa Pengaringan dan Sekitarnya". Mari kita jalin persatuan dan kesatuan. Walau dari desa kami ingin mendunia (maya)......

Blog Archive

 

Template by NdyTeeN