TEMPO Interaktif, Kebumen – Sebanyak 516 tabung gas palsu ditemukan di Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) PT Giga Intrax Kebumen, Jawa Tengah. Tabung tersebut diketahui palsu ketika petugas menimbang berat tabung ukuran 3 kilogram saat pengisian di tempat tersebut.
“Ini hasil penemuan selama enam bulan,” terang Manajer SPPBE PT Giga Intrax, Ariesta Putriani, Rabu (16/6).
Ariesta mengatakan tabung palsu tersebut beratnya di bawah tabung gas normal atau yang resmi. Secara fisik, kata dia, tabung gas palsu sulit untuk dibedakan. Baik dari warna maupun bentuknya, tabung gas asli dan palsu nyaris sama. “Apalagi tabung yang masuk tiap hari jumlahnya ribuan,” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Kebumen, Azzam Fathoni mengatakan pemilik SPPBE harus jeli melihat tabung gas asli dan palsu. “Pokoknya tabung yang palsu tidak boleh beredar,” tegas dia.
Ia mengakui sulitnya membedakan tabung asli dan palsu. Cara yang paling sederhana yakni pada saat pengisian di SPPBE, sebab tabung palsu beratnya di bawah 5 kilogram karena terbuat dari bahan baja yang tipis.
Berat standar tabung gas kosong 3 kilogram yakni 8 kilogram. Batas tolernasi beratnya hanya 0,5 persen. “Jika kurang dari itu, dipastikan itu palsu,” tegasnya.
Di Banyumas, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Banyumas, Azis Kusumandhani mengatakan pemerintah akan memanggil Pertamina, Hiswana Migas, agen, pangkalan dan pengecer gas. Pemanggilan tersebut dilakukan terkait kelangkaan gas dan melonjaknya harga gas dalam dua pekan terakhir ini. “Kami akan membahas mengapa kelangkaan bisa terjadi,” katanya.
Pemanggilan tersebut akan dilakukan Kamis (17/6) sekaligus untuk membahas rancangan peraturan bupati terkait distribusi gas di Banyumas. “Perbup ini untuk mengatur ijin dan tata cara menjadi penyalur gas agar tidak disalhgunakan,” imbuhnya.
Sumber : ARIS ANDRIANTO/TEMPO Interaktif
“Ini hasil penemuan selama enam bulan,” terang Manajer SPPBE PT Giga Intrax, Ariesta Putriani, Rabu (16/6).
Ariesta mengatakan tabung palsu tersebut beratnya di bawah tabung gas normal atau yang resmi. Secara fisik, kata dia, tabung gas palsu sulit untuk dibedakan. Baik dari warna maupun bentuknya, tabung gas asli dan palsu nyaris sama. “Apalagi tabung yang masuk tiap hari jumlahnya ribuan,” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian Kabupaten Kebumen, Azzam Fathoni mengatakan pemilik SPPBE harus jeli melihat tabung gas asli dan palsu. “Pokoknya tabung yang palsu tidak boleh beredar,” tegas dia.
Ia mengakui sulitnya membedakan tabung asli dan palsu. Cara yang paling sederhana yakni pada saat pengisian di SPPBE, sebab tabung palsu beratnya di bawah 5 kilogram karena terbuat dari bahan baja yang tipis.
Berat standar tabung gas kosong 3 kilogram yakni 8 kilogram. Batas tolernasi beratnya hanya 0,5 persen. “Jika kurang dari itu, dipastikan itu palsu,” tegasnya.
Di Banyumas, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Banyumas, Azis Kusumandhani mengatakan pemerintah akan memanggil Pertamina, Hiswana Migas, agen, pangkalan dan pengecer gas. Pemanggilan tersebut dilakukan terkait kelangkaan gas dan melonjaknya harga gas dalam dua pekan terakhir ini. “Kami akan membahas mengapa kelangkaan bisa terjadi,” katanya.
Pemanggilan tersebut akan dilakukan Kamis (17/6) sekaligus untuk membahas rancangan peraturan bupati terkait distribusi gas di Banyumas. “Perbup ini untuk mengatur ijin dan tata cara menjadi penyalur gas agar tidak disalhgunakan,” imbuhnya.
Sumber : ARIS ANDRIANTO/TEMPO Interaktif
0 komentar:
Posting Komentar