Kelapa menjadi komoditas unggulan perkebunan Kabupaten Kebumen. Produksinya sekitar 12 juta butir per tahun. Selain diambil buahnya sebagai kelapa sayur, kelapa juga menghidupi petani penderes melalui produk gula jawanya. “Perkebunan kelapa di Kabupaten Kebumen terbagi dalam dua wilayah, yakni wilayah selatan sebagai sentra kelapa deres, dan wilayah tengah yang dikembangkan sebagai komoditas kelapa sayur,” jelas Kepala Seksi Pengembangan Usaha Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kebumen, Maesuri Karim SE kepada KR.
Dinas Pertanian dan Perkebunan mengembangkan kelapa deres sebagai upaya penghijauan dan meningkatkan perekonomian masyarakat kawasan pesisir. Luas perkebunan kelapa deres di wilayah selatan mencapai 1.780 hektare dengan melibatkan 17 ribu kepala keluarga (KK). “Setiap KK rata-rata memiliki 40 pohon kelapa deres,” ujar Karim. Upaya meningkatkan pendapatan petani penderes, dilakukan dengan meningkatkan kualitas gula yang dihasilkan. Dengan sentuhan teknologi yang mudah, petani penderes diajari membuat gula cetak tablet yang harga jualnya Rp 7 ribu per kilogram. Selain itu, dibuat gula semut yang laku Rp 8 ribu per kilogram.
“Cetak tablet dan gula semut meningkatkan pendapatan petani penderes karena harga gula jawa biasa hanya sekitar Rp 5 ribu per kilogram,” papar Karim.
Perhatian juga diberikan pada pemanfaatan zat kimia dalam proses produksi gula kelapa. Apalagi pemanfaatan zat kimia metarhizium bisulfat atau yang biasa disebut obat gula, sudah menjadi kebiasaan. Obat gula digunakan untuk mengawetkan serta untuk mempertahankan warna gula jawa menjadi kuning kecoklatan. Menurut Karim, pembinaan terkait keamanan pangan dilakukan untuk menghilangkan kebiasaan pemakaian obat gula. Namun diakui masih saja ada perajin yang menggunakannya. “Pemakaian zat kimia dalam produksi gula kelapa di Kebumen sudah sangat berkurang,” tegas Karim. (Suk)-g
Sumber ; http://www.kr.co.id
0 komentar:
Posting Komentar