Kebumen, CyberNews. Para petani tembakau di Kecamatan Karanggayam, Kebumen kebingungan dalam menghadapai anomali cuaca yang terjadi saat ini. Pasalnya, pranata mangsa yang dipatuhi oleh petani tradisional saat ini sepertinya sudah tidak berlaku lagi. Misalnya, bulan Mei-Juni yang biasanya sudah memasuki musim kemarau, tahun ini justru masih turun hujan dengan curah yang cukup tinggi.
Demikian mengemuka dalam dengar pendapat antara petani tembakau dengan Komisi B DPRD Kebumen di balai Desa Karangrejo, Kecamatan Karanggayam, Jumat (23/7). Turut mendampingi dari Dinas Pertanian dan Perhutanan, Dinas Perindagkop dan Bagian Perekonomian. Hadir pula Camat Karanggayam, kepala desa se-Kecamatan Karanggayam, dan perwakilan kelompok tani.
Pada dengar pendapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi B, Dian Lestari SP tersebut sekaligus meninjau lahan demplot tembakau. Di lahan demplot yang dibiayai oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) itu terlihat tanaman tembakau jenis Kemloko Temanggung yang benihnya merupakan bantuan pemerintah banyak yang mati. Para petani terpaksa mengganti sebagian dengan benih tembakau lokal.
Dampak dari cuaca yang tidak mendukung itu membuat pertumbuhan tanaman tembakau tidak maksimal. Bahkan dalam satu lahan, pertumbuhan tanaman tembakau tidak merata. Maklum, sebagian tanaman merupakan hasil tanam ulang karena pada tanam pertama mati karena kelebihan air. "Saya menanam 6.000 pohon, namun karena cuaca tidak mendukung, kualitasnya tidak bagus," ujar Puryo Atmoko, salah satu petani di Desa Karangrejo kepada Suara Merdeka CyberNews di sela-sela acara.
Untuk itu, perlu upaya konkrit mengatasi musim yang tidak menentu seperti saat ini. Pada kesempatan itu, dia juga mengeluhkan, kualitas bibit yang diberikan oleh pemerintah justru lebih baik yang dia beli sendiri dari Prembun.
( Supriyanto /CN14 )
Sumber :http://suaramerdeka.com
Demikian mengemuka dalam dengar pendapat antara petani tembakau dengan Komisi B DPRD Kebumen di balai Desa Karangrejo, Kecamatan Karanggayam, Jumat (23/7). Turut mendampingi dari Dinas Pertanian dan Perhutanan, Dinas Perindagkop dan Bagian Perekonomian. Hadir pula Camat Karanggayam, kepala desa se-Kecamatan Karanggayam, dan perwakilan kelompok tani.
Pada dengar pendapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi B, Dian Lestari SP tersebut sekaligus meninjau lahan demplot tembakau. Di lahan demplot yang dibiayai oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) itu terlihat tanaman tembakau jenis Kemloko Temanggung yang benihnya merupakan bantuan pemerintah banyak yang mati. Para petani terpaksa mengganti sebagian dengan benih tembakau lokal.
Dampak dari cuaca yang tidak mendukung itu membuat pertumbuhan tanaman tembakau tidak maksimal. Bahkan dalam satu lahan, pertumbuhan tanaman tembakau tidak merata. Maklum, sebagian tanaman merupakan hasil tanam ulang karena pada tanam pertama mati karena kelebihan air. "Saya menanam 6.000 pohon, namun karena cuaca tidak mendukung, kualitasnya tidak bagus," ujar Puryo Atmoko, salah satu petani di Desa Karangrejo kepada Suara Merdeka CyberNews di sela-sela acara.
Untuk itu, perlu upaya konkrit mengatasi musim yang tidak menentu seperti saat ini. Pada kesempatan itu, dia juga mengeluhkan, kualitas bibit yang diberikan oleh pemerintah justru lebih baik yang dia beli sendiri dari Prembun.
( Supriyanto /CN14 )
Sumber :http://suaramerdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar