KEBUMEN - Angka Kematian Bayi (AKB) di Kebumen selama tiga tahun ini mengalami peningkatkan. Pada tahun 2007, jumlah bayi lahir meninggal sebanyak 71 orang. Pada tahun 2008, meningkat menjadi 123 orang dan pada tahun 2009 bertambah menjadi 205 orang. Sedangkan dari bulan Januari hingga Mei 2010 mencapai 95 bayi. Ada pun Angka Kematian Ibu (AKI) juga cenderung naik. Pada tahun 2007 tercatat sebanyak sembilan ibu. Pada tahun 2008 bertambah menjadi 19 ibu dan tahun 2009 menurun menjadi 15 ibu. Sedangkan bulan Mei 2010 telah tercatat sebanyak 6 ibu meninggal saat melahirkan.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Ir Pudji Rahayu mengatakan tingginya angka kematian bayi ini karena oleh faktor ekonomi dan kesehatan. Warga masih banyak yang mempercayakan persalinan kepada dukun bayi daripada bidan atau dokter kandungan. "Ibu yang sedang mengandung kurang memperhatikan asupan gizi," kata Pudji Rahayu saat jumpa pers di Gedung Presscenter, Jumat (23/7).
Sangat ampuh
Dia menjelaskan, untuk menekan angka kematian bayi dan angka kematian ibu, pemkab tengah menggalakkan Gerakan Sayang Ibu (GSI). Dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat ternyata sangat ampuh untuk menekan AKI dan AKB seminimal mungkin. Termasuk di dalam programnya adalah hak reproduksi perempuan dan hak hidup anak.
"Dengan adanya GSI manfaatnya telah dirasakan oleh banyak masyarakat, terutama kaum ibu. Diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga meningkatkan status gizi ibu dan anak. Juga tak kalah pentingnya meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kehamilan hingga KB, juga memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat," jelasnya.
Ia menambahkan, masalah yang dihadapi perempuan terkait hak dan kesehatan reproduksinya adalah masalah pekerjaan rumah yang menumpuk. Hamil, melahirkan, dan nifas adalah mata rantai kehidupan perempuan yang apabila tidak disikapi dengan hati-hati akan berakibat fatal bagi kelangsungan perempuan dan bayi yang dikandungnya.
"Untuk menekan angka kematian ibu karena hamil, nifas, dan melahirkan. GSI diharapkan dapat memberikan hasil maksimal bagi masyarakat," ujarnya. Guna mendukung gerakan itu, kata dia, dilaksanakan berbagai kegiatan. Selain sosialisasi Kesehatan Ibu dan Anak, untuk penurunan AKI dan AKB dilakukan pula pendataan ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui.
Kegiatan tersebut masih didukung pula dengan program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi berupa stiker tercantum nama ibu hamil, perkiraan melahirkan, rencana pertolongan persalinan, tempat persalinan dan transportasi.
"Dalam program ini, pemkab akan berperan tidak saja menggalakkan program GSI melalui satker dan dinas teknis. Namun akan dilakukan pula revitalisasi hingga tingkat kecamatan hingga desa dan kelurahan," katanya. Kt.6-ad
Sumber : http://www.wawasandigital.com
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Ir Pudji Rahayu mengatakan tingginya angka kematian bayi ini karena oleh faktor ekonomi dan kesehatan. Warga masih banyak yang mempercayakan persalinan kepada dukun bayi daripada bidan atau dokter kandungan. "Ibu yang sedang mengandung kurang memperhatikan asupan gizi," kata Pudji Rahayu saat jumpa pers di Gedung Presscenter, Jumat (23/7).
Sangat ampuh
Dia menjelaskan, untuk menekan angka kematian bayi dan angka kematian ibu, pemkab tengah menggalakkan Gerakan Sayang Ibu (GSI). Dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat ternyata sangat ampuh untuk menekan AKI dan AKB seminimal mungkin. Termasuk di dalam programnya adalah hak reproduksi perempuan dan hak hidup anak.
"Dengan adanya GSI manfaatnya telah dirasakan oleh banyak masyarakat, terutama kaum ibu. Diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga meningkatkan status gizi ibu dan anak. Juga tak kalah pentingnya meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kehamilan hingga KB, juga memantapkan kesadaran dan kepedulian masyarakat," jelasnya.
Ia menambahkan, masalah yang dihadapi perempuan terkait hak dan kesehatan reproduksinya adalah masalah pekerjaan rumah yang menumpuk. Hamil, melahirkan, dan nifas adalah mata rantai kehidupan perempuan yang apabila tidak disikapi dengan hati-hati akan berakibat fatal bagi kelangsungan perempuan dan bayi yang dikandungnya.
"Untuk menekan angka kematian ibu karena hamil, nifas, dan melahirkan. GSI diharapkan dapat memberikan hasil maksimal bagi masyarakat," ujarnya. Guna mendukung gerakan itu, kata dia, dilaksanakan berbagai kegiatan. Selain sosialisasi Kesehatan Ibu dan Anak, untuk penurunan AKI dan AKB dilakukan pula pendataan ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui.
Kegiatan tersebut masih didukung pula dengan program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi berupa stiker tercantum nama ibu hamil, perkiraan melahirkan, rencana pertolongan persalinan, tempat persalinan dan transportasi.
"Dalam program ini, pemkab akan berperan tidak saja menggalakkan program GSI melalui satker dan dinas teknis. Namun akan dilakukan pula revitalisasi hingga tingkat kecamatan hingga desa dan kelurahan," katanya. Kt.6-ad
Sumber : http://www.wawasandigital.com
0 komentar:
Posting Komentar