Kebumen, CyberNews. Kepedihan menyelimuti Parwati (23), seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang baru saja pulang dari Malaysia. Perempuan yang berasal dari Dukuh Pandoman, Desa Karangrejo, Kecamatan Petanahan, Kebumen itu diusir majikannya. Dia pun sempat menggelandang di Negeri Jiran dan mengalami kesengsaraan lagi dari ulah para hidung belang.
Pulang ke Kebumen, Parwati yang sudah tidak memiliki orang tua itu tinggal di rumah kakeknya yang berada di Desa Sawangan RT 1 RW 5, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen. Namun kakeknya yang bernama Yusuf Rohim Hartono sudah renta. "Kulo ajeng lapor (Saya mau lapor-Red)," kata Parwati setelah beberapa saat terdiam ditanya keperluannya.
Wajahnya tampak pucat pasi penuh ketakutan. Nada bicaranya terbata-bata. Kedatangan Parwati yang hendak melaporkan kejadian pahit yang dialami selama menjadi TKW di Malaysia itu ternyata berada di Kantor Kementerian Agama (Kemenang) Kabupaten Kebumen, Rabu (21/7). Pegawai setempat, lantas melaporkannya ke pihak kepolisian.
Dua petugas dari Polsek Kebumen pun datang dengan mobil patroli. Saat dimintai keterangan, Parwati hanya terdiam membisu. Petugas yang iba dengan kondisi Parwati itu lalu menyodorkan secarik kertas dan pensil. Di kertas tersebut sudah tertulis nama, alamat dan nama orang tuanya. Dan Parwati tinggal mengisinya.
Tangannya bergetar saat menulis namanya dan almarhum kedua orang tuanya, Sapar dan Dariyah. Parwati tidak melanjutkan untuk mengisi alamat yang diminta petugas.
Lulus SMP
Di kantor Kemenag itu, ternyata ada orang yang mengenali Parwati. Dia yang juga pegawai Kemenang Kabupaten Kebumen, Latifah itu merupakan tetangga kakeknya Parwati di Desa Sawangan.
Menurut penuturan Latifah, Parwati menjadi TKW sekitar tahun 2005 setelah lulus SMP. Hingga kemudian tidak jelas diketahui kabarnya. Latifah pun mengontak saudaranya di Sawangan untuk memberitahukan keberadaan Parwati di Kantor Kemenag Kabupaten Kebumen tersebut. Dan petugas kemudian membawanya ke kantor Polsek Kebumen untuk ditangani lebih lanjut.
Dari pengakuan Parwati kepada Suara Merdeka, pada saat awal-awal menjadi TKW di Malaysia dia mengaku bekerja di pabrik Tip-X. Di perusahaan tersebut dia mendapat tawaran dari majikan yang bernama Zaeni untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Parwati pun menyanggupinya dengan iming-iming gaji lebih besar. Namun saat menjadi pembantu rumah tangga sekitar satu bulan kemudian, Parwati malah diusir oleh majikannya tersebut. "Kulo diusir mboten disangoni (Saya diusir tanpa diberi upah-Red)," katanya.
Gara-garanya, Parwati main ke tempat temannya yang masih bekerja di pabrik. Begitu pedihnya diusir, Parwati hidup menggelandang. Dia pun sempat menjadi sasaran para hidung belang hingga membuahi janin dan melahirkan dua anak, salah satunya meninggal dunia. Saat ditanya keberadaan anaknya, Parwati hanya diam saja.
( Arif Widodo /CN13 )
Sumber : http://suaramerdeka.com
Pulang ke Kebumen, Parwati yang sudah tidak memiliki orang tua itu tinggal di rumah kakeknya yang berada di Desa Sawangan RT 1 RW 5, Kecamatan Kuwarasan, Kebumen. Namun kakeknya yang bernama Yusuf Rohim Hartono sudah renta. "Kulo ajeng lapor (Saya mau lapor-Red)," kata Parwati setelah beberapa saat terdiam ditanya keperluannya.
Wajahnya tampak pucat pasi penuh ketakutan. Nada bicaranya terbata-bata. Kedatangan Parwati yang hendak melaporkan kejadian pahit yang dialami selama menjadi TKW di Malaysia itu ternyata berada di Kantor Kementerian Agama (Kemenang) Kabupaten Kebumen, Rabu (21/7). Pegawai setempat, lantas melaporkannya ke pihak kepolisian.
Dua petugas dari Polsek Kebumen pun datang dengan mobil patroli. Saat dimintai keterangan, Parwati hanya terdiam membisu. Petugas yang iba dengan kondisi Parwati itu lalu menyodorkan secarik kertas dan pensil. Di kertas tersebut sudah tertulis nama, alamat dan nama orang tuanya. Dan Parwati tinggal mengisinya.
Tangannya bergetar saat menulis namanya dan almarhum kedua orang tuanya, Sapar dan Dariyah. Parwati tidak melanjutkan untuk mengisi alamat yang diminta petugas.
Lulus SMP
Di kantor Kemenag itu, ternyata ada orang yang mengenali Parwati. Dia yang juga pegawai Kemenang Kabupaten Kebumen, Latifah itu merupakan tetangga kakeknya Parwati di Desa Sawangan.
Menurut penuturan Latifah, Parwati menjadi TKW sekitar tahun 2005 setelah lulus SMP. Hingga kemudian tidak jelas diketahui kabarnya. Latifah pun mengontak saudaranya di Sawangan untuk memberitahukan keberadaan Parwati di Kantor Kemenag Kabupaten Kebumen tersebut. Dan petugas kemudian membawanya ke kantor Polsek Kebumen untuk ditangani lebih lanjut.
Dari pengakuan Parwati kepada Suara Merdeka, pada saat awal-awal menjadi TKW di Malaysia dia mengaku bekerja di pabrik Tip-X. Di perusahaan tersebut dia mendapat tawaran dari majikan yang bernama Zaeni untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Parwati pun menyanggupinya dengan iming-iming gaji lebih besar. Namun saat menjadi pembantu rumah tangga sekitar satu bulan kemudian, Parwati malah diusir oleh majikannya tersebut. "Kulo diusir mboten disangoni (Saya diusir tanpa diberi upah-Red)," katanya.
Gara-garanya, Parwati main ke tempat temannya yang masih bekerja di pabrik. Begitu pedihnya diusir, Parwati hidup menggelandang. Dia pun sempat menjadi sasaran para hidung belang hingga membuahi janin dan melahirkan dua anak, salah satunya meninggal dunia. Saat ditanya keberadaan anaknya, Parwati hanya diam saja.
( Arif Widodo /CN13 )
Sumber : http://suaramerdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar